Gigi
sensitive (hipersensitivitas dentin)
adalah kondisi di mana gigi bereaksi terhadap makanan atau minuman yang panas,
manis atau asam. Bila Anda memiliki gigi sensitif, meminum soda dingin atau memakan
coklat bisa tiba-tiba menyebabkan nyeri hebat pada gigi Anda. Rasa sakit terasa
tajam (ngilu), seperti tersengat listrik dan biasanya hanya berlangsung
beberapa detik.
Gigi
sensitif disebabkan oleh berkurang atau menipisnya lapisan email di gigi kita.
Gigi terbentuk dari pulpa gigi, jaringan hidup yang mengandung pembuluh darah
dan saraf, dentin yang merupakan struktur terbesar jaringan gigi dan email (enamel),
lapisan terluar yang sangat keras.
Dalam
kondisi normal, dentin ditutupi oleh email atau gusi. Dentin memiliki pori-pori
kecil (disebut tubulus) pada permukaannya yang mengarah ke dalam
pulpa yang memiliki banyak saraf. Jika gigi terkikis (Abrasi) dan gusi turun (Resesi
Gingiva) dapat membuat dentin tebuka. Dentin merupakan struktur yang lebih
dalam dan sensitif daripada enamel yang berada pada permukaan paling luar.
Dentin sendiri memiliki pori-pori yang berhubungan ke ujung syaraf gigi
sehingga bila dentin terbuka, rangsangan yang mengenainya dapat langsung
menyebabkan rasa ngilu.
Nyeri yang berkaitan dengan sensitivitas terjadi dalam saraf
gigi, nyeri dari gigi sensitif tidak selamanya tetap, ada yang sementara dan
sementara namun berkala. Nyeri yang tidak henti-henti merupakan satu tanda
masalah yang lebih serius. Ada tiga jenis gigi sensitif yaitu sensitif terhadap
suhu (thermal), sensitif terhadap bahan kimia (chemist) tertentu misalnya makanan manis, dan sensitif terhadap
sentuhan (tactile).
Secara umumnya, masalah gigi sensitif dialami oleh golongan
pada usia produktif. Namun dalam beberapa kesehatan gigi sensitif juga berlaku
pada kalangan remaja dan belia. Walaupun belum ada kajian khusus mengenai
kaitan gender dengan masalah gigi sensitif, pengalaman menunjukkan lebih banyak
wanita mengalami gigi sensitif dibanding lelaki. Faktor hormon sering menjadi
puncak masalah gigi sensitif pada wanita hamil, walaupun tidak semua wanita
hamil mengalaminya. Gigi sensitif juga mungkin adalah gejala penyakit lain,
contohnya kencing manis. Pada
peyakit diabetes, tulang mengecut dengan lebih cepat berbanding tulang individu
normal. Keadaan ini menyebabkan gusi pesakit diabetes mudah menyusut dan dentin
terdedah sekali gus mengakibatkan gigi sensitif. Sebaik-baiknya, masalah gigi sensitif dicegah sejak kecil.
Penyebabnya
Gigi Sensitive
Gigi
sensitif disebabkan oleh berkurang atau menipisnya lapisan email di gigi kita.
Gigi terbentuk dari pulpa gigi, jaringan hidup yang mengandung pembuluh darah
dan saraf, dentin yang merupakan struktur terbesar jaringan gigi dan email (enamel),
lapisan terluar yang sangat keras.
Dalam
kondisi normal, dentin ditutupi oleh email atau gusi. Dentin memiliki pori-pori
kecil (disebut tubulus) pada
permukaannya yang mengarah ke dalam pulpa yang memiliki banyak saraf. Jika gigi
aus atau gusi terkikis (resesi gusi), dentin akan terangsang oleh makanan yang
panas/dingin, manis, atau asam. Rangsangan pada dentin akan
diteruskan melalui tubulus ke saraf-saraf gigi, yang memicu rasa
sakit.
Penipisan
email terutama disebabkan oleh kebiasaan makan yang buruk. Email mengalami
didemineralisasi ketika kontak dengan asam, misalnya minuman bersoda (dengan
atau tanpa gula), tomat dan jeruk. Makanan yang sangat manis juga mendorong
aktivitas bakteri, yang kemudian menghasilkan asam dan memperburuk masalah.
Tekanan
mekanis seperti bruxism (gigi-gigi gemeretuk saat tidur) Kebiasaan ini akan menipiskan lapisan gigi. Namun,
karena hal ini terjadi saat tidur, umumnya orang tidak akan menyadari. Stres
psikologis disebut-sebut sebagai penyebab utama munculnya kebiasaan ini.
Kebiasaan tersebut haruslah dihilangkan atau minimal dikurangi karena dalam
jangka panjang dapat merusak gigi.
Menyikat
gigi dengan pasta gigi pemutih yang terlalu agresif juga dapat merusak email, Teknik
menyikat gigi yang salah dapat membuat gigi terkikis (abrasi) karena menyikat
dengan semangat 45 yang dirasa akan lebih bersih atau gusi turun (Resesi
Gingiva) karena menyikat gigi kesegala arah yang dapat membuat dentin tebuka.
Faktor hormon sering menjadi puncak masalah gigi sensitif
pada wanita hamil, walaupun tidak semua wanita hamil mengalaminya. Maka riset
menyatakan wanita mempunyai persentasi yang berbesar terkena gigi sensitive.
Factor terjadinya gigi sensitif juga mungkin
adalah gejala penyakit lain, contohnya kencing manis. Pada
peyakit diabetes, tulang mengecut dengan lebih cepat berbanding tulang individu
normal. Keadaan ini menyebabkan gusi pesakit diabetes mudah menyusut dan dentin
terdedah sekali gus mengakibatkan gigi sensitif.
Cara
Mencegahnya Gigi Sensitive
Selalu
menjaga kebersihan gigi dan mulut, dengan menyikat gigi dua kali sehari, pagi
setelah sarapan, dan malam sebelum tidur
Menggunakan
pasta gigi khusus gigi sensitif yang mengandung Hydroxyapatite (HAP Mineral), Potassium Citrate dan Sodium
Fluoride merupakan bahan yang dapat mengembalikan mineral gigi yang hilang dan
melindungi tubuli dentin yang terbuka sehingga dapat mengilangkan gejala gigi
sensitif. Sikatlah gigi Anda dua kali sehari dan jangan menyikat gigi selama
satu jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman asam.
Menggunakan
sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut agar tidak menyebabkan kerusakan gusi
yang menjadikan gusi turun, Tidak melakukan penyikatan gigi dengan tekanan yang
terlalu kuat. menyikat pada sudut 45 derajat terhadap garis gusi Anda dengan
sapuan-sapuan pendek dan lembut, terutama pada tempat pertemuan gigi dan gusi.
Mengurangi
konsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung asam. Jika Anda terbiasa
meminum teh atau kopi manis, kurangi gula di minuman Anda. Jika Anda terbiasa
mengunyah permen di sepanjang waktu, kurangi jumlah permen yang masuk ke mulut
Anda. Untuk sementara, kurangi buah-buahan seperti jeruk, nenas, tomat dan
sirsak yang asam, ganti dengan buah-buahan yang kurang asam dan tidak terlalu
manis.
Hindari
kebiasaan menggertak-gertakkan gigi saat sedang diam dan saat tidur. Kebiasaan
ini membuat gigi-gigi aus dan menyebabkan sensitivitas gigi. Untuk
mengatasinya, Anda perlu mengunjungi dokter gigi untuk mendapatkan penjaga
mulut yang dapat melindungi gigi-gigi Anda saat tidur.
Pastikan kecukupan kalsium. Makanlah makanan
yang kaya kalsium seperti susu, yoghurt, dan keju. Kalsium diperlukan untuk
kesehatan tulang dan gigi Anda.
Gunakan pasta gigi ber-fluoride. Meskipun saat
ini hampir semua pasta gigi diperkaya dengan flouride, Anda perlu memastikannya.
Fluoride pada pasta gigi secara bertahap akan membantu melapis ulang email Anda
(remineralisasi) dan memperkuat permukaan gigi yang telah didemineralisasi oleh
asam bakteri. Obat kumur yang mengandung fluoride juga merupakan pilihan yang baik
untuk gigi sensitif.
Berkunjunglah
ke dokter gigi secara rutin untuk memeriksakan kondisi gigi Anda, serta
berkonsultasi mengenai masalah yang ada pada gigi Anda.
Pengobatan Gigi
Sensitive
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan bagi penderita yang memunyai
gigi sensitif adalah:
Menghilangkan
kebiasaan buruk menggosok gigi dengan tekanan berlebih.
Menggosok gigi
dengan cara dan waktu yang tepat. Memakai jenis bulu sikat gigi yang lunak/soft
tidak menggunakan bulu sikat yang sudah rusak.
Menggunakan pasta
gigi yang mengandung zat strontium chloride/ potassium nitrate/ fluoride atau
berkumur-kumur dengan obat kumur yang mengandung zat-zat di atas. Menurut para
peneliti zat ini mampu membentuk ikatan kristalisasi serta menutupi porus-porus
pada permukaan mahkota gigi yang banyak pembuluh syaraf (tubuli dentin)/
permukaan akar gigi yang terbuka, sehingga dapat menghilangkan keluhan-keluhan
gigi sensitif.
Pada keadaan
akar gigi yang terbuka/sudah timbul lubang pada leher gigi segera dilakukan
penambalan.
Pada kasus
mahkota gigi/email gigi tipis (hypoplasia enamel) biasa dibuatkan mahkota
jaket.
Menggunakan
compound oxalate atau dengan bonding agent untuk menutupi porus-porus/tubuli
dentin.